Sabtu, 04 April 2009

Melintas bukit ke Batu Lawang

Sabtu pagi jam menunjukkan pukul 7 lebih, sudah berkumpul para peserta lintas bukit berjumlah 13 orang. Minggu sebelumnya pernah diadakan event yang sama yang diadakan oleh pemerintah daerah setempat. Sepertinya tidak asyik kalau belum pernah mencoba.

Sekitar jam 7:30 mulailah berangkat dari cafe Bukit Palm. Awalnya saja sudah menanjak 45~60 derajat. Melintasi batu dan jalan setapak menuju puncak dari Bukit Palm. Benar-benar sangat menguras tenaga dan sesekali banyak yang minum untuk memulihkan stamina.

Tiba diatas bukit, pemandangan perumahan Bukit Palm yang kita tempati begitu indah dan teratur rapih. Diatas juga banyak ditanami tanaman kacang tanah oleh penduduk desa dari seberang perumahan Bukit Palm. Ada yang nyeletuk "kita kesini saja sudah sesak nafas, lah ini... orang yang tanam kacang sering datang keatas."

Terus melalui jalan setapak punggung bukit dan sesekali melewai hutan alang-alang setinggi dua meter dan juga rumput liar yang membuat badan menjadi gatal-gatal. Naik turun bukit rute yang harus dilewati membuat para peserta sering beristirahat dan juga berfoto ria mengambil pemandangan yang dianggap menarik.

Pemandangan tanaman kacang yang ditanam oleh petani desa membuat bukit menjadi lebih indah tetapi yang menjadi pertanyaan apakah jika terjadi hujan besar bukit-bukit tersebut akan menjadi longsor ? itulah kekhawatiran yang ada dibenakku. Ada pula pertanyaan iseng "kenapa tanam kacang tempatnya di area yang tinggi ?, ooo... supaya tidak bisa dicuri orang... sampai diatas sudah lelah duluan apalagi manggul curiannya... :) :) ", bisaa aja...

Dipertengahan jalan terdapat 2 jalur, satu menuju perumahan penduduk desa cikeubel daerah Grogol dan satu lagi menuju ke bukit Batu Lawang yang kira-kira ditempuh sekitar 1/2 jam perjalanan. Menuju bukit Batu Lawang pada awalnya menaiki bukit yang tidak banyak pepohonan, selepas itu sampai akhir desa Gerem Batu Lawang ditumbuhi pohon-pohon rindang dan menyejukkan. Sesampai di bukit Batu Lawang terdapat beberapa sumur mata air yang digunakan oleh penduduk desa Gerem Batu Lawang untuk kebutuhan sehari-hari. Entah mengapa airnya berwarna putih bukan bening... ada yang berkomentar "itu tu... ada sabun cuci disitu..." tetapi saya raup airnya itu tidak berbau sabun dan itupun biasa diambil oleh penduduk desa.

Akhirnya sampailah dirumah penduduk desa Gerem Batu Lawang, kita menumpang istrirahat sambil menikmati kelapa muda yang disediakan oleh suatu keluarga di desa tersebut. Luar biasa stamina pulih menjadi 100% lagi. Sekitar hampir satu jam beristirahat barulah kita semua turun bukit. Turun bukit ini jaraknya sekitar 7 km sampai jalan raya Merak.

Jalan menuruni bukit diapit oleh dua bukit disamping kanan dan kiri. Disisi kiri jalan terdapat sungai yang airnya sedikit sekali. Padahal kedua bukit tersebut seperti hutan rimba yang pasti menyimpan cadangan air ketika musim kemarau. Jarak dua km dari rumah penduduk di atas bukit merupakan hutan belantara yang belum dimanfaatkan orang untuk tempat tinggal, tetapi jangan sampailah... guna menjaga kelestarian lingkungan bukit. Setelah itu sisa dari perjalanan barulah rumah penduduk disisi kanan kiri.

Perjalanan turun bukit, matahari sudah terik sekali sehingga agar kulit tidak gosong ada peserta yang langsung naik ojek dan ada juga yang masih bertahan jalan kaki hingga hampir jalan raya Merak. Disimpang jalan desa Gerem dan jalan Merak itulah akhirnya kita sewa angkot menuju pulang kerumah masing-masing di Perumahan Bukit Palm.

Tidak ada komentar: