Kamis, 26 Juli 2012

ABAP System Fields

  • System fields for SCREENS.

System fields are set at the PAI (Process After Input) event for every screen.
These can be also used for interactive list processing, except for SY-DATAR, SY-LOOPC, and SY-STEPL.
SY-CUCOL
Horizontal cursor position Counting starts at column 2
SY-CUROW
Vertical cursor position Counting starts at row 1
SY-DATAR
Set to X at time of PAI if at least one screen input field was changed by the user or other data transfer, otherwise empty.
SY-LOOPC
Number of rows currently displayed in a screen table (table control).
SY-SCOLS
Number of columns in current screen.
SY-SROWS
Number of rows in current screen.
SY-STEPL
Index of current row in a screen table (table control). Is set at every loop pass. Outside a loop, for example during the POV(Process On Value Request) event for a table row, SY-STEPL is not set appropriately.
SY-TITLE
Text that appears in the title bar of the screen. For selection screens and lists this is the program name, otherwise SAP R/3. Can be set during PBO (Process Before Output) using SET TITLEBAR.
SY-UCOMM
Function code that triggered the event PAI. Every user action that triggers PAI is assigned a unique function code, with one exception: Choosing Enter triggers PAI and different function codes can be transferred to SY-UCOMM:
• If there is an entry in the command field of the standard toolbar, this is transferred to SY-UCOMM as the function code.
• If there is no entry in the command field and a function code is assigned to the ENTER key, this function code is transferred to SY-UCOMM.
• If the command field does not contain an entry and no function code is assigned to the ENTER key, it is empty and the content of SY-UCOMM is not affected.
Selection Screens
SY-SLSET
Variant used to fill the selection screen.

System Fields.

SY-SUBRC       : RETURN VALUE AFTER ABAP STATEMENTS
SY-INDEX        : LOOPS,CURRENT LOOP PASS
SY-TABIX        : INTERNAL TABLE,CURRENT LINE INDEX
SY-TFILL         : INTERNAL TABLE,CURRENT NO. OF LINES
SY-LILLI          : LIST PROCESSING,CURRENT LIST LINE
SY-LSIND        : LIST PROCESSING , DETAILS LIST INDEX
SY-DBCNT       : DB OPERATIONS,NO. OF TABLE LINES PROCESSED
SY-CPROG      : ABAP PROGRAM,CALLER IN EXTERNAL PROCEDURES
SY-DATUM     : DISPLAYS CURRENT DATE
SY-DYNNR      : ABAP PROGRAM,NO. OF CURRENT SCREEN
SY-TLENG       : LINE LENGTH
SY-STEPL       : LOOP INFORMATION IN TABLE CONTROL
SY-LOOPC      : LOOP INFORMATION IN TABLE CONTROL
SY-FDPOS      : CONTAINS OFF SETS FOR THE FOUND STRING
SY-DBSYS      : Database system
SY-DYNGR : Screen group of current screen
SY-DYNNR :  Number of current screen
SY-MSGID : Message ID
SY-MSGNO : Message number
SY-MSGTY : Message type (E,I.W,...)
SY-MSGV1 : Message variable
SY-MSGV2 : Message variable
SY-MSGV3 : Message variable
SY-MSGV4 : Message variable
SY-PAGNO : Runtime: Current page in list
SY-PFKEY :  Current GUI Status
SY-COLNO :  Current List Column
SY-LINCT :  Page Length of List
SY-LINNO :  Current Line in List
SY-LINSZ :  Line width of list
SY-MACOL :  Number of Columns on Left Margin of Print List
SY-BINPT :  Program Running Under Batch Input
SY-MODNO :  Index of External Session

System Fields for Date and Time.

The following system fields are always set automatically. If necessary, the GET TIME statement synchronizes the application server time with that of the database server and writes it to the system field SY-UZEIT. SY-DATUM and the system fields for the local time zone, that is SY-TIMLO, SY-DATLO, and SY-ZONLO are also reset.
SY-DATLO
Local date of user, for example 19981129, 19990628.
SY-DATUM
Current (application server) date, for example 19981130, 19990627.
SY-DAYST
During daylight saving time X, otherwise empty.
SY-FDAYW
Factory calendar weekday, Sunday 0 ... Saturday 6.
SY-TIMLO
Local time of user, for example 154353, 225312.
SY-TZONE
Time difference to Greenwich Mean Time (UTC) in seconds, for example 3600, 10800.
SY-UZEIT
Current (application server) time, for example 164353, 215312.
SY-ZONLO
Time zone of user, for example CET, UTC.

System Fields in Lists

SY-LSIND     :Index of the list for current event for basic list = 0.
SY-LISTI      :Index of the list level from which the event was triggered
SY-LILLI       :Absolute number of the line from which the event was triggered
SY-LISEL      :Contents of the line from which the event was triggered
SY-CUROW  :Position of the line in the window from which the event was triggered (counting starts with 1)
SY-CUCOL    :Position of the column in the window from which the event was triggered (counting starts with 2)
SY-CPAGE    :Page number of the first displayed page of the list from which the event was triggered
SY-STARO   :Number of the first line of the first page displayed of the list from which the event was triggered (counting starts with 1). This line may contain the page header.
SY-STACO   :Number of the first column displayed in the list from which the event was triggered (counting starts with 1)
SY-UCOMM :Function code that triggered the event
SY-PFKEY    :Status of the list currently being displayed.
Source: http://wiki.sdn.sap.com/

Jumat, 16 Maret 2012

ABAP - Holiday Table

THOLU - Dates of movable public holidays (Holiday Transaction)
* FTGID : Public hol. ID
* JAHR : Year stored
* MONAT : Month
* TAG : Day

THOL - Public Holidays (Holiday Master)
* FTGID : Public hol. ID
* SORT : Sort criterion

THOLT - Public holiday texts
* FTGID : Public hol. ID
* SPRAS : Language
* LTEXT : Holidays long text

Join table: 
JOIN THOLU-FTGID = THOL-FTGID
JOIN THOL-FTGID = THOLT-FTGID
Condition:
WHERE THOLU-JAHR = <year transaction>
AND THOLU-MONAT = <month transaction>
AND THOLU-TAG = <day transaction>
AND THOL-SORT = 'ID'
AND THOLT-SPRAS = 'EN'
Get:
THOLT-LTEXT 


Holiday Function
Data: it_iscalday TYPE STANDARD TABLE OF iscal_day WITH HEADER LINE.


CALL FUNCTION 'HOLIDAY_GET'
        EXPORTING
          holiday_calendar = 'ID' <Indonesia>
          factory_calendar = 'ID'  <Indonesia>
          date_from           = <date from>
          date_to               = <date to>
        TABLES
          holidays              = it_iscalday.


*Get holiday name
it_iscalday-txt_long

Selasa, 22 November 2011

Castle Escape games for Blackberry

Menarik juga bermain games Castle Escape di Blackberry, ada kalanya dilevel tertentu sangat sulit untuk dipecahkan. Berikut ini level yang dianggap sulit sbb:

Level 3









L: Left, R: Right, D: Down, U: Up
Figure 1: Blue: LDR. Red: DRD.
Figure 2: Red: LUR
Figure 3: Blue: ULD
Red: L, Blue: U

Level 4




Green: ULDL
Blue: RULDL
Green: URULDL

 Level 7
Blue: L
Green: DR
Blue: RUL
Green: L

Jumat, 12 Agustus 2011

Kisah Kesabaran (Al-Fushilat:35)


Ditengah gemuruhnya kota, ternyata Riyadh menyimpan bayak kisah.
Kota ini menyimpan rahasia yang hanya diperdengarkan kepada telinga dan hati yang mendengar. Tentu saja, Hidayah adalah kehendak NYA dan Hidayah hanya akan diberikan kepada mereka yang mencarinya.

Ada sebuah energi yang luar biasa dari cerita yang kudengar beberapa hari yang lalu dari sahabat Saya mengenal banyak dari mereka, ada beberapa dari Palestina, Bahrain, Jordan, Syiria, Pakistan, India, Srilanka dan kebanyakan dari Mesir dan Saudi Arabia sendiri. Ada beberapa juga dari suku Arab yang tinggal dibenua Afrika. Salah satunya adalah teman dari Negara Sudan, Afrika.

Saya mengenalnya dengan nama Ammar Mustafa, dia salah satu Muslim kulit hitam yang juga kerja di Hotel ini.

Beberapa bulan ini saya tidak lagi melihatnya berkerja.
Biasanya saya melihatnya bekerja bersama pekerja lainnya menggarap proyek bangunan di tengah terik matahari kota Riyadh yang sampai saat ini belum bisa ramah dikulit saya.

Hari itu Ammar tidak terlihat.
Karena penasaran, saya coba tanyakan kepada Iqbal tentang kabarnya.

"Oh kamu tidak tahu?"
Jawabnya balik bertanya, memakai bahasa Ingris khas India yang bercampur dengan logat urdhu yang pekat.

"Iyah beberapa minggu ini dia gak terlihat di Mushola ya?" Jawab saya.

Selepas itu, tanpa saya duga iqbal bercerita panjang lebar tentang Ammar.
Dia menceritakan tentang hidup Ammar yang pedih dari awal hingga akhir, semula saya keheranan melihat matanya yang menerawang jauh. Seperti ingin memanggil kembali sosok teman sekamarnya itu.

Saya mendengarkan dengan seksama.

Ternyata Amar datang ke kota Riyadh ini lima tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 2004 lalu.
Ia datang ke Negeri ini dengan tangan kosong, dia nekad pergi meninggalkan keluarganya di Sudanuntuk mencari kehidupan di Kota ini. Saudi arabia memang memberikan free visa untuk Negara Negara Arab lainnya termasuk Sudan, jadi ia bisa bebas mencari kerja disini asal punya Pasport dan tiket.

Sayang, kehidupan memang tidak selamanya bersahabat.
Do'a Ammar untuk mendapat kehidupan yang lebih baik di kota ini demi keluarganya ternyata saat itu belum terkabul. Dia bekerja berpindah pindah dengan gaji yang sangat kecil, uang gajinya tidak sanggup untuk membayar apartemen hingga ia tinggal di apartemen teman temannya.

Meski demikian, Ammar tetap gigih mencari pekerjaan.
Ia tetap mencari kesempatan agar bisa mengirim uang untuk keluarganya di Sudan.

Bulan pertama berlalu kering, bulan kedua semakin berat...
Bulan ketiga hingga tahun tahun berikutnya kepedihan Ammar tidak kunjung berakhir..
Waktu bergeser lamban dan berat, telah lima tahun Ammar hidup berpindah pindah di Kota ini. Bekerja dibawah tekanan panas matahari dan suasana Kota yang garang.
Tapi amar tetap bertahan dalam kesabaran.

Kota metropolitan akan lebih parah dari hutan rimba jika kita tidak tahu caranya untuk mendapatkan uang, dihutan bahkan lebih baik. Di hutan kita masih bisa menemukan buah buah, tapi di kotaKota adalah belantara penderitaan yang akan menjerat siapa saja yang tidak mampu bersaing.

Riyadh adalah ibu kota Saudi Arabia.
Hanya berjarak 7 jam dari Dubai dan 10 Jam jarak tempuh dengan bis menuju Makkah. Dihampir keseluruhan kota ini tidak ada pepohonan untuk berlindung saat panas. Disini hanya terlihat kurma kurma yang berbuah satu kali dalam setahun..

Amar seperti terjerat di belantara Kota ini.
Pulang ke suddan bukan pilihan terbaik, ia sudah melangkah, ia harus membawa perubahan untuk kehidupan keluarganya di negeri Sudan. Itu tekadnya.

Ammar tetap tabah dan tidak berlepas diri dari keluarganya.
Ia tetap mengirimi mereka uang meski sangat sedikit, meski harus ditukar dengan lapar dan haus untuk raganya disini.

Sering ia melewatkan harinya dengan puasa menahan dahaga dan lapar sambil terus melangkah, berikhtiar mencari suap demi suap nasi untuk keluarganya di Sudan.

Tapi Ammar pun Manusia.
Ditahun kelima ini ia tidak tahan lagi menahan malu dengan teman temannya yang ia kenal, sudah limatahun ia berpindah pindah kerja dan numpang di teman temannya tapi kehidupannya tidak kunjung berubah.

Ia memutuskan untuk pulang ke Sudan.
Tekadnya telah bulat untuk kembali menemui keluarganya, meski dengan tanpa uang yang ia bawa untuk mereka yang menunggunya.

Saat itupun sebenarnya ia tidak memiliki uang, meski sebatas uang untuk tiket pulang.
Ia memaksakan diri menceritakan keinginannya untuk pulang itu kepada teman terdekatnya. Dan salah satu teman baik amar memahaminya ia memberinya sejumlah uang untuk beli satu tiket penerbangan keSudan.

Hari itu juga Ammar berpamitan untuk pergi meninggalkan kota ini dengan niat untuk kembali ke keluarganya dan mencari kehidupan di sana saja.

Ia pergi ke sebuah Agen di jalan Olaya- Riyadh, utuk menukar uangnya dengan tiket. Sayang, ternyata semua penerbangan Riyadh-Sudan minggu ini susah didapat karena konflik di Libya, Negara tetangganya. Tiket hanya tersedia untuk kelas executive saja.

Akhirnya ia beli tiket untuk penerbangan minggu berikutnya.
Ia memesan dari saat itu supaya bisa lebih murah. Tiket sudah ditangan, dan jadwal terbang masih minggu depan.

Ammar sedikit kebingungan dengan nasibnya.
Tadi pagi ia tidak sarapan karena sudah tidak sanggup lagi menahan malu sama temannya, siang inipun belum ada celah untuk makan siang. Tapi baginya ini bukan hal pertama. Ia hampir terbiasa dengan kebiasaan itu.

Adzan dzuhur bergema..
Semua Toko Toko, Supermarket, Bank, dan Kantor Pemerintah serentak menutup pintu dan menguncinya. Security Kota berjaga jaga di luar kantor kantor, menunggu hingga waktu Shalat berjamaah selesai.

Ammar tergesa menuju sebuah masjid di pusat kota Riyadh.
Ia mengikatkan tas kosongnya di pinggang, kemudian mengambil wudhu.. memabasahi wajahnya yang hitam legam, mengusap rambutnya yang keriting dengan air.

Lalu ia masuk mesjid. Shalat 2 rakaat untuk menghormati masjid. Ia duduk menunggu mutawwa memulai shalat berjamaah.

Hanya disetiap shalat itulah dia merasakan kesejukan, Ia merasakan terlepas dari beban Dunia yang menindihnya, hingga hatinya berada dalam ketenangan ditiap menit yang ia lalui.

Shalat telah selesai.
Ammar masih bingung untuk memulai langkah.
Penerbangan masih seminggu lagi.

Ia diam.

Dilihatnya beberapa mushaf al Qur'an yang tersimpan rapi di pilar pilar mesjid yang kokoh itu. Ia mengmbil salah satunya, bibirnya mulai bergetar membaca taawudz dan terus membaca al Qur'an hingga adzan Ashar tiba menyapanya.

Selepas Maghrib ia masih disana.
Beberapa hari berikutnya, Ia memutuskan untuk tinggal disana hingga jadwal penerbangan ke Sudantiba.

Ammar memang telah terbiasa bangun awal di setiap harinya.
Seperti pagi itu, ia adalah orang pertama yang terbangun di sudut kota itu.
Ammar mengumandangkan suara indahnya memanggil jiwa jiwa untuk shalat, membangunkan seisi kota saat fajar menyingsing menyapa Kota.

Adzannya memang khas.
Hingga bukan sebuah kebetulan juga jika Prince (Putra Raja Saudi) di kota itu juga terpanggil untuk shalat Subuh berjamaah disana.

Adzan itu ia kumandangkan disetiap pagi dalam sisa seminggu terakhirnya di kota Riyadh.
Hingga jadwal penerbanganpun tiba. Ditiket tertulis jadwal penerbangan ke Sudan jam 05:23am, artinya ia harus sudah ada di bandara jam 3 pagi atau 2 jam sebelumnya.

Ammar bangun lebih awal dan pamit kepada pengelola masjid, untuk mencari bis menuju bandara King Abdul Azis Riyadh yang hanya berjarak kurang dari 30 menit dari pusat Kota.

Amar sudah duduk diruang tunggu dibandara, Penerbangan sepertinya sedikit ditunda, kecemasan mulai meliputinya.
Ia harus pulang kenegerinya tanpa uang sedikitpun, padahal lima tahun ini tidak sebentar, ia sudah berusaha semaksimal mungkin.

Tapi inilah kehidupan, ia memahami bahwa dunia ini hanya persinggahan.
Ia tidak pernah ingin mencemari kedekatannya dengan Penggenggam Alam semesta ini dengan mengeluh. Ia tetap berjalan tertatih memenuhi kewajiban kewajibannya, sebagai Hamba Allah, sebagai Imam dalam keluarga dan ayah buat anak anaknya.

Diantara lamunan kecemasannya, ia dikejutkan oleh suara yang memanggil manggil namanya.
Suara itu datang dari speaker dibandara tersebut, rasa kagetnya belum hilang Ammar dikejutkan lagi oleh sekelompok berbadan tegap yang menghampirinya.

Mereka membawa Ammar ke mobil tanpa basa basi, mereka hanya berkata "Prince memanggilmu".
Ammarpun semakin kaget jika ia ternyata mau dihadapkan dengan Prince.  Prince adalah Putra Raja, kerajaan Saudi tidak hanya memiliki satu Prince. Prince dan Princess mereka banyak tersebar hingga ratusan diseluruh jazirah Arab ini. Mereka memilii Palace atau Istana masing masing.

Keheranan dan ketakutan Ammar baru sirna ketika ia sampai di Mesjid tempat ia menginap seminggu terakhir itu, disana pengelola masjid itu menceritakan bahwa Prince merasa kehilangan dengan Adzan fajar yang biasa ia lantunkan.

Setiap kali Ammar adzan prince selalu bangun dan merasa terpanggil..
Hingga ketika adzan itu tidak terdengar, Prince merasa kehilangan. Saat mengetahui bahwa sang Muadzin itu ternyata pulang kenegerinya Prince langsung memerintahkan pihak bandara untuk menunda penerbangan dan segera menjemput Ammar yang saat itu sudah mau terbang untuk kembali ke Negerinya.

Singkat cerita, Ammar sudah berhadapan dengan Prince.
Prince menyambut Ammar dirumahnya, dengan beberapa pertanyaan tentang alasan kenapa ia tergesa pulang ke Sudan.

Amarpun menceritakan bahwa ia sudah lima tahun di Kota Riyadh ini dan tidak mendapatkan kesempatan kerja yang tetap serta gaji yang cukup untuk menghidupi keluarganya.

Prince mengangguk nganguk dan bertanya: "Berapakah gajihmu dalam satu bulan?"
Amar kebingungan, karena gaji yang ia terima tidak pernah tetap. Bahkan sering ia tidak punya gaji sama sekali, bahkan berbulan bulan tanpa gaji dinegeri ini.

Prince memakluminya.
Beliau bertanya lagi: "Berapa gaji paling besar dalam sebulan yang pernah kamu dapati?"

Dahi Ammar berkerut mengingat kembali catatan hitamnya selama lima tahun kebelakang. Ia lalu menjawabnya dengan malu: "Hanya SR 1.400", jawab Ammar.

Prince langsung memerintahkan sekretarisnya untuk menghitung uang.
1.400 Real itu dikali dengan 5 tahun (60 bulan) dan hasilnya adalah SR 84.000 (84 Ribu Real = Rp. 184. 800.000). Saat itu juga bendahara Prince menghitung uang dan menyerahkannya kepada Amar.

Tubuh Amar bergetar melihat keajaiban dihadapannya.

Belum selesai bibirnya mengucapkan Al Hamdalah, Prince baik itu menghampiri dan memeluknya seraya berkata:
"Aku tahu, cerita tentang keluargamu yang menantimu di Sudan. Pulanglah temui istri dan anakmu dengan uang ini. Lalu kembali lagi setelah 3 bulan. Saya siapkan tiketnya untuk kamu dan keluargamu kembali ke Riyadh. Jadilah Bilall dimasjidku.. dan hiduplah bersama kami di Palace ini"

Ammar tidak tahan lagi menahan air matanya.
Ia tidak terharu dengan jumlah uang itu, uang itu memang sangat besar artinya di negeri Sudan yang miskin. Ammar menangis karena keyakinannya selama ini benar, Allah sungguh sungguh memperhatikannya selama ini, kesabarannya selama lima tahun ini diakhiri dengan cara yang indah.

Ammar tidak usah lagi membayangkan hantaman sinar matahari disiang hari yang mengigit kulitnya. Ammar tidak usah lagi memikirkan kiriman tiap bulan untuk anaknya yang tidak ia ketahui akan ada atau tidak.

Semua berubah dalam sekejap!
Lima tahun itu adalah masa yang lama bagi Ammar.
Tapi masa yang teramat singkat untuk kekuasaan Allah.

Nothing Imposible for Allah,
Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah..

Bumi inipun Milik Allah,..
Alam semesta, Hari ini dan Hari Akhir serta Akhirat berada dalam Kekuasaan Nya.

Inilah buah dari kesabaran dan keikhlasan.
Ini adalah cerita nyata yang tokohnya belum beranjak dari kota ini, saat ini Ammar hidup cukup dengan sebuah rumah di dalam Palace milik Prince. Ia dianugerahi oleh Allah di Dunia ini hidup yang baik, ia menjabat sebagai Muadzin di Masjid Prince Saudi Arabia di pusat kota Riyadh.

Subhanallah...
Seperti itulah buah dari kesabaran.

Jika sabar itu mudah, tentu semua orang bisa melakukannya.
Jika kamu mulai berkata sabar itu ada batasnya, itu cukup berarti pribadimu belum mampu menetapi kesabaran karena sabar itu tak ada batasnya. Batas kesabaran itu terletak didekat pintu Syurga dalam naungan keridhaan Nya". (NAI)



"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar". (Al Fushilat 35)

Jumat, 21 Mei 2010

Merubah tampilan baru pada editor ABAP - SE38

Editor ABAP yang lama






















Editor ABAP yang baru





















Langkah2nya adalah sbb:
1. Pilih menu Utilities(M)
2. Pilih menu Settings
3. Pilih Tab ABAP Editor
4. Pilih Front-End Editor (New)


Kita juga bisa men-set Pretty Printer untuk merapihkan program kita yaitu dengan cara memilih tab Pretty Printer.